Bandar Lampung (23/2). Memiliki kemampuan dasar dalam bimbingan konseling menjadi modal penting dalam membimbing generasi muda menjadi manusia yang memiliki 29 karakter luhur. Hal ini disampikan Alvin Alessandro praktisi sekaligus guru BK dalam pemaparannya pada kegiatan “Pembekalan Keterampilan Dasar Konseling bagi Tim Bimbingan dan konseling” yang dihelat DPD LDII Kota Bandar Lampung di Masjid Baitusshadiq, Komplek PPM Baitusshodiq, Bandar Lampung, Lampung pada Minggu (23/2).
Dengan peserta yang memiliki latar belakang heterogen, Alvin memulai dengan memberikan konsep pengertian bimbingan dan konseling, konselor, dan konseli. Siapa saja bisa menjadi konselor, misalnya orang tua sebagai konselor anak mereka, suami adalah konselor bagi istrinya, dan sebaliknya. “Guru adalah konselor bagi peserta didiknya, teman sebagai konselor bagi teman lainnya, dan seorang pembina/pengurus merupakan konselor bagi semua orang binaannya/anggotanya,” jelasnya.
Dalam kegiatan bertajuk “Menyiapkan BK yang Profesional dalam menjalankan Peran dan Fungsinya” itu, Alvin memaparkan perlunya layanan konseling dalam sebuah proses pendidikan. Selain juga tugas tenaga BK, syarat-syarat menjadi BK, serta prinsip, azas, dan fungsi BK juga Ia jelaskan secara detail guna menyukseskan generasi muda LDII yang memiliki 29 karakter luhur.
Alvin melanjutkan, beberapa kemampuan dasar dalam bimbingan konseling yang perlu dimiliki antara lain membangun hubungan yang baik dan empati dengan konseli, memberikan perhatian penuh saat konseli bercerita, dan mengajukan pertanyaan yang tepat. “Memberikan dukungan dengan pujian, membantu konseli menemukan solusi, dan menjaga kerahasiaan sesuai etika konseling juga menjadi kemampuan dasar tersendiri yang wajib dimiliki oleh seorang konselor,” katanya.
Lebih jauh, Ia juga memaparkan enam tahapan dalam prosedur penanganan masalah. Diawali dengan tahap mengidentifikasi kasus, mengidenstifikasi masalah, mendiagnosis, prognosis, treatment, dan diakhiri dengan tindak lanjut. “Berikutnya, Keberhasilan dalam melakukan penanganan masalah terdiri atas keberhasilan segera dan jangka Panjang,” paparnya.
Dalam penutupannya, Alvin menekankan pentingnya mindset sebagai seorang konselor bahwa semua peristiwa itu datangnya dari Allah dan atas kehendak Allah. “Kita tidak boleh terbebani untuk wajib membuat masalah orang itu selesai, karena penyelesaian masalah sesungguhnya ada pada diri klien, ikhlas murni karena Allah, cukup melakukan teknik yang benar, berdoa, dan apapun hasilnya kita arahkan kepada Allah SWT,” tutupnya.