Pesawaran (25/8). Di tengah riuhnya perayaan HUT ke-80 RI di Desa Sukadadi pada Minggu (24/8), tersimpan sebuah makna yang lebih mendalam dari sekadar adu cepat dan tangkas. Acara yang digelar di Lapangan Masjid Al Istiqomah, Sukadadi, Gedong Tataan, Pesawaran ini dirancang secara sadar sebagai medium untuk mempraktikkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat.
Setiap permainan, mulai dari estafet karet, injak balon, hingga memindahkan air memakai corong, menjadi sarana belajar yang menyenangkan. Di sini, warga tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga mengasah kerja sama, sportivitas, dan keikhlasan yang merupakan nilai-nilai yang menjadi esensi dari semangat kemerdekaan itu sendiri.
Gagasan ini datang dari Slamet Agus Riyadi, pembina acara sekaligus Ketua PAC LDII Sukadadi. Ia menegaskan bahwa tujuan acara jauh melampaui euforia sesaat. “Tentu kami ingin merayakan hari ulang tahun RI, tetapi di samping itu kami mengadakan acara ini sebagai praktik nyata dari poin-poin 29 karakter luhur. Ini adalah cara kami menanamkan kerukunan dan kebersamaan,” ungkapnya.
Metode ini terbukti efektif. Suasana yang terbangun diantara para peserta tersebut bukanlah persaingan sengit, melainkan keakraban yang hangat. Hal ini dirasakan oleh Kepala Dusun Sukadadi Delapan, Suherman. Ia mengapresiasi terselenggaranya acara yang mengedepankan persatuan ini.
“Kami mendukung sekali LDII bisa mengadakan kegiatan seperti ini untuk warga desa. Di sini persatuan dan kebersamaan terasa sangat kental, semua sama dan tidak dibeda-bedakan. Harapan kami, ini bisa terus berlanjut,” katanya.
Dukungan serupa datang dari Ketua DPD LDII Kabupaten Pesawaran, Irwan, yang melihat acara ini sebagai metode pendidikan yang tepat. “Dengan acara ini, kita menanamkan rasa persatuan dan kerjasama yang baik. Ini adalah cara bersosialisasi yang efektif sambil memperkuat karakter positif di tengah masyarakat,” jelas Irwan yang turut hadir menyaksikan kemeriahan acara tersebut secara langsung.
Antusiasme 150 peserta dari anak-anak hingga dewasa menjadi bukti bahwa pendidikan karakter tidak harus selalu formal dan kaku. Lewat tawa dan permainan, warga Sukadadi telah merayakan kemerdekaan dengan cara yang paling hakiki yakni dengan memperkuat fondasi moral dan sosial yang menjadi pilar bangsa.