Pesawaran (1/2). DPD LDII Kabupaten Pesawaran baru saja menggelar Musyawarah Daerah IV dengan tema “Peningkatan Peran LDII dalam Mencetak Pemimpin Masa Depan yang Beriman dan Cerdas Melalui Pendidikan Karakter Luhur untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, selama dua hari pada Selasa hingga Rabu (28-29 Januari 2025), di Gedung Pondok Pesantren Babunnajah, Gedong Tataan, Pesawaran.
Sesuai dengan tema tersebut, Ketua DPD LDII Kabupaten Pesawaran Periode 2019-2024 Budi Sutrisno mengatakan dalam sambutannya bahwa LDII Kabupaten Pesawaran berupaya membina generasi muda agar menjadi generasi yang baik, kompetitif, ahli dibidangnya, mandiri, profesional, faqih dalam agama, serta berakhlakul kharimah, dan religius. Sehingga, terwujud peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai 29 karakter luhur dan mampu berperan dalam mewujudkan kesejahteraan khususnya di Kabupaten Pesawaran.
“Kalau SDM sudah bagus, maka apapun permasalahan nantinya akan dapat diselesaikan dengan baik,” ucap Budi.
Di samping itu, pada tahun 2045, Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi dimana sekitar 70 persen jumlah penduduk Indonesia berada dalam usia produktif yaitu antara 15 sampai 50 tahun, sedangkan 30 persen sisanya berada pada usia dibawah 14 tahun dan diatas 60 tahun.
Oleh karena itu, LDII Kabupaten Pesawaran mulai melatih generasi mudanya untuk belajar mengemban tanggung jawab kepengurusan. Seperti yang disampaikan oleh KH Warsono selaku Ketua Dewan Penasihat DPD LDII Kabupaten Pesawaran periode 2025-2030.
“Dalam kegiatan Musda tahun 2025 ini, DPD LDII Kabupaten Pesawaran mengoordinasi semua kepanitiaan termasuk kepengurusan di era 2025-2030 nanti hampir semuanya terisi dari generasi-generasi Z dan generasi milenial, agar bisa lebih cepat menyongsong perkembangan generasi emas di tahun 2045,” ucap Warsono dalam wawancaranya.
Warsono melanjutkan, hal tersebut masih perlu adanya pendampingan dan bimbingan, serta motivasi dari generasi tua. “Seperti yang digambarkan Pak Aditya dalam pidatonya tadi, generasi Z maupun generasi milenial ini seperti buah stroberi, kelihatan indah tetapi dibalik keindahan itu mudah luka, jadi harus tetap didampingi,” ujarnya.
Warsono juga mengomentari tentang kelebihan dan kekurangan generasi muda saat ini. “Adapun kelebihan dan kekurangan itu pasti ada, semua orang punya, tapi kalau dikelola dengan baik akan menjadi sebuah potensi, dan semua itu tentunya tidak lepas dari peran pendidikan yang diberikan,” tutup Warsono.