Pangkal Pinang – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung mengirim empat orang delegasi pada Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII Tahun 2020 di Provinsi Bangka Belitung yang digelar selama empat hari mulai 26-29 Februari 2020.
Empat orang tersebut terdiri dari dua pengurus MUI Provinsi Lampung yakni H. Muhammad Faizin (Sekretaris) dan Rudi Irawan (Komisi Seni Budaya MUI Lampung), dan dua orang dari ormas yakni Sholihin (Wakil Ketua PW NU Lampung), dan H. Heri Sensustadi (Sekretaris DPW LDII Lampung).
Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin ini bertema Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Untuk Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab. 800 orang dari seluruh penjuru Indonesia hadir pada acara yang dilaksanakan di Hotel Novotel, Pangkal Pinang yang terdiri dari 750 peserta utusan dan 50 observer.
Selain unsur pengurus MUI seluruh Indonesia, kongres ini juga diikuti oleh unsur Kepala Wilayah Kementerian Agama seluruh Indonesia, pondok pesantren, perguruan tinggi dan lembaga riset, lembaga filantropi Islam, Organisasi Kepemudaan Islam, perwakilan negara luar, kalangan profesional bidang pendidikan, dakwah, ekonomi, dan peneliti, serta tokoh perorangan (ulama, zuama, cendekiawan, dan lain-lain).
“KUII VII 2020 ini bertujuan untuk terwujudnya kualitas umat terbaik (khaira ummah) dalam lima gatra, yaitu aspek politik, ekonomi, hukum, pendidikan-kebudayaan, dan kehidupan beragama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dunia sebagai manifestasi dari Islam Wasathiyah dan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamiin),” kata utusan Lampung, Rudi Irawan kepada MUI Lampung Online.
Secara khusus lagi lanjut Rudi, KUII ke-VII 2020 ini bertujuan untuk meneguhkan kiblat bangsa sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa yang termaktub dalam Pembukaan (Mukadimah) dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 serta ajaran Islam.
“Kongres juga membahas serta merumuskan design dan strategi pemaksimalan peran umat Islam sebagai subjek dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan budaya dalam menyelami era revolusi industri 4.0. dalam bidang ekonomi, politik, budaya, keagamaan sekaligus manifestasi peran terbaik umat Islam dalam menjaga keluhuran agama dan mengelola negara,” katanya.
Adapun Target dari Kongres ini adalah menguatnya harmoni pergerakan umat Islam Indonesia dalam mengawal kiblat bangsa agar arah pembangunan nasional senantiasa sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Selain itu, Semakin terkonsolidasinya peran umat Islam lintas sektoral dalam mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa dalam aspek politik kebangsaan, ekonomi, hukum, pendidikan-kebudayaan, dan kehidupan beragama dalam bingkai spirit Islam Wasathiyah.
“Kongres juga mendesain strategi perjuangan umat Islam Indonesia yang terbaik seiring dengan perkembangan zaman era digital yang ditandai dengan realita disrupsi dan pergeseran norma,” jelasnya.
Tokoh Nasional yang menjadi pemateri di antaranya Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A, Prof. Dr. Haidar Nashir, M.A., Dr. KH. Marsudi Syuhud, M.A., Bambang Soesatyo, MBA, Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A., Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H, Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, Dr. (HC) M. Jusuf Kalla, Ir. Aburizal Bakrie, Chairul Tanjung, Sandiaga S. Uno, Drs. KH. Masduki Baidlowi, M.Si, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh, DEA, Prof. Dr. Azyumardy Azra, M.A., Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Prof. Dr. Hamdan Zoelva, S.H. H. Fachrul Razi. (MF)