LDIILampung.com – Dalam kehidupan sehari-hari apakah kita lebih banyak mengerjakan urusan dunia atau masalah akhirat? Amalan wajib harus dilaksanakan oleh orang muslim. Kita bisa menambah amalan wajib kita dengan amalan sunnah harian yang selalu dilakukan dengan rutin. Sebaik-baiknya suatu amalan adalah amalan yang dikerjakan secara rutin dan kontinu meskipun sedikit jumlahnya.
Amalan rutin tidak harus berupa amalan yang besar atau sunnah-sunnah yang berat, namun berupa amalan yang ringan yang bisa dikerjakan secara terus menerus, setiap hari tidak terputus hingga ajal mati kita tiba.
Sebagaimana sabda Nabi:
حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عُثْمَانَ الدِّمَشْقِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اكْلَفُوا مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ، وَإِنْ قَلَّ
… Rasulullah s.a.w. bersabda: “Kerjakanlah dari amalan apa-apa yang engkau mampu, maka sesungguhnya sebaik-baik amalan adalah yang lebih rutin, meskipun sedikit”. (Hadist Ibnu Majah No. 4240 Kitabul Zuhdi)
Amalan yang rutin akan terus mendapatkan pahala, berbeda dengan amalan yang dilakukan sesekali saja meskipun jumlahnya banyak. Coba kita bayangkan jika amalan tersebut dilakukan terus menerus, maka pahalanya akan terus ada walaupun amalan yang dilakukan sedikit. Amalan sunnah yang bisa dilaksanakan secara rutin bisa berupa sholat malam/tahajud yang dikerjakan setiap 1/3 malam yang akhir dengan 5 rakaat (2 rakaat salam, 2 rakaat salam, dan 1 rakaat witir).
Jumlah rakaatnya memang sedikit, namun bila dikerjakan secara rutin dan kontinu maka sesungguhnya sebaik-baiknya amalan yang disukai Allah. Nabi Saw juga menyarankan terhadap kaum muslim agar mengerjakan yang sedang-sedang saja (bukan yang berat-berat) sebab Allah tidak akan bosan memberi pahala hambanya, namun beliau khawatir justru hambanya akan bosan dan keberatan bila mengamalkan sunnah yang berat. Sebagaimana Rasulullah s.a.w bersabda :
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَشْعَرِيُّ، عَنْ عِيسَى بْنِ جَارِيَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ يُصَلِّي عَلَى صَخْرَةٍ، فَأَتَى نَاحِيَةَ مَكَّةَ، فَمَكَثَ مَلِيًّا، ثُمَّ انْصَرَفَ، فَوَجَدَ الرَّجُلَ يُصَلِّي عَلَى حَالِهِ، فَقَامَ فَجَمَعَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ بِالْقَصْدِ» ثَلَاثًا , فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا
… Jabir bin Abdillah meriwayatkan: Rasulullah s.a.w. lewat atas seorang laki-laki yang sedang sholat di padang pasir. Maka Nabi tiba di wilayah Mekah berdiyam agak lama. Maka Nabi menjumpai laki-laki tersebut sedang sholat, maka kemudian Nabi mengumpulkan tangannya dan bersabda: “Wahai Manusia kerjakanlah yang sedang-sedang saja” tiga kali, “Maka sesungguhnya Allah tidak bosan memberimu pahala sehingga engaku bosan (beramal)”
gambar ilustrasi: @millahkarisma